“NANGKLUK MERANA” DI DESA ADAT SESETAN


Pada Tanggal 5 Desember 2010 bertepatan dengan sasih kaenem di Desa Adat Sesetan melaksanakan upacara nangluk merana. Adapun tujuan upacara ini adalah untuk memohon keselamatan Bali agar jauh dari hal-hal negative. Selain itu untuk melaksanakan keselamatan lahir dan batin.Saat prosesi ini dilaksanankan seluruh pelawatan yang ada di tiap-tiap banjar, pura atau pun lainnya di Desa Adat Sesetan tedun untuk diupacarai. Biasanya, saat itu dilaksanakan penyambeleh di hadapan pelawatan.


Bertepatan hari ini juga di Lapangan Pegok dilaksanakan Upacara Pecaruan penyegjegin gumi dengan tema “ SUDHAMALA BHUMI PRATISTHA” (Prosesi Pengruatan dan Ngrastitiang Jagat) yang dipuput oleh Panca Rsi diantaranya 1. Ida Pandita Griya Bang Buruan, 2. Ida Pandita Buda Tegal Jadi Marga, 3. Mpu Pande Poh Manis Penatih, 4. Ida Pandita Mpu Nabe Sutareka Sesetan dan 5. Ida Rsi Bujangga Griya Sesetan. Adapun tujuan prosesi ini adalah untuk memohon ampunan dan kesejahteraan pada sang pencipta untuk kelanggengan bumi ini. Selesai prosesi ini dilanjutkan dengan Pentas seni pecalonarangan “ Manik Angkeran”.
BANJAR PENYATUSAN
Bendesa Pakraman Sesetan Ir. I Wayan Meganada, M. Ars. mengatakan, pelaksanaan konsep Penyatusan di bidang parahyangan ini tetap di bawah koordinasi prajuru desa pakraman. Dikatakan, ada empat parahyangan di wawengkon Desa Pakraman Sesetan yang menganut konsep Penyatusan ini. Keempat parahyangan itu meliputi Pura Puseh, Pura Desa, Pura Dalem dan Pura Kahyangan dan Prajapati. Di luar itu, konsep Penyatusan juga diterapkan dalam pelaksanaan Melasti serangkaian upacara Tawur Kesanga. "Ada lima kegiatan ritual yang menganut konsep Penyatusan ini," katanya.
Mengingat ada lima kegiatan ritual yang pelaksanaan jadi tanggung jawab krama, kata dia, maka sembilan banjar di Desa Pakraman Sesetan dibagi jadi lima kelompok Penyatusan. Satu kelompok ada yang terdiri dari satu banjar hingga tiga banjar yang disesuaikan dengan jumlah KK yang ada di masing-masing banjar. Secara rinci, Penyatusan I terdiri dari Banjar Kaja yang didukung oleh sekitar 481 KK. Penyatusan II bermaterikan Banjar Tengah, Banjar Pembungan dan Banjar Puri Agung yang didukung sekitar 517 KK. Penyatusan III beranggotakan Banjar Lantang Bejuh dan Banjar Dukuh Sari yang melibatkan sekitar 348 KK. Sedangkan Banjar Pegok yang berkekuatan sekitar 440 KK masuk Penyatusan IV dan Penyatusan V yang bermaterikan Banjar Gaduh dan Banjar Suwung Batan Kendal didukung sekitar 411 KK. "Dengan konsep Penyatusan ini, setiap banjar di Desa Pakraman Sesetan punya kewajiban dan tanggung jawab merawat parahyangan secara proporsional. Tidak ada yang merasa punya kewajiban dan tanggung jawab lebih berat dibandingkan yang lain," tegasnya.
Lantas, bagaimana sistem pembagian tugas menggelar aci piodalan di keempat parahyangan dan upacara Melasti itu? Menurut Meganada, setiap kelompok penyatusan punya kewajiban untuk nyangra piodalan di sebuah parahyangan selama enam kali bertutut-turut. Karena piodalan di keempat parahyangan itu berlangsung selama enam bulan sekali, berarti setiap kelompok penyatusan wajib nyangra selama tiga tahun penuh. Sedangkan kelompok penyatusan yang punya tugas nyangra upacara Melasti melaksanakan kewajiban selama tiga kali berturut-turut. "Konsep ini menganut pola rotasi. Artinya, begitu kewajiban nyangra piodalan di satu parahyangan usai, maka kelompok penyatusan itu melanjutkan nyangra piodalan di parahyangan lainnya atau bisa jadi kena giliran mempersiapkan dan melaksanakan upacara Melasti," katanya dan menambahkan, penerapan konsep penyatusan ini memang secara tidak langsung akan meringankan beban krama dalam menjaga dan merawat parahyangan yang ada di wawengkon Desa Pakraman Sesetan.

SEJARAH SESETAN

Kelurahan Sesetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, dengan luas wilayah mencapai 739 hektar dan secara geografis terletak pada ketinggian di atas permukaan laut yang membujur ke utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat, di sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Badung, di sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan, di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.


Asal Usul Nama Sesetan

Dari beberapa informasi dan menurut cerita-cerita dari tokoh masyarakat serta didukung oleh bukti-bukti peninggalan yang ditemukan diceritakan bahwa pada waktu Pemerintahan Dalem Waturenggong kira-kira abad ke 15, Kelurahan Sesetan sekarang ini menjadi satu kesatuan dengan Kelurahan Pedungan. Kelurahan Pedungan awalnya bernama Desa Peduwungan nama ini bermula dari sebelah keris yang sakti. Keris itu dimiliki oleh wakil Dalem Waturenggong di Wilayah Badung yang bernama Arya Waringin. Keris sakti dibuatkan tempat yang disebut Pelinggih dan diberi nama Pura Peduwungan yang artinya keris, dan sekarang terletak di Banjar Kepisah. Dari Peduwungan ini akhirnya menjadi Desa Pedungan.

Pada saat itu mata pencaharian penduduk di Desa Peduwungan adalah sebagai petani dan beberapa orang penduduk yang tinggal di Desa Peduwungan melakukan kegiatan pertanian di bagian Timur Desa Peduwungan, yang akhirnya menetap di tempat itu karena menurut mereka tempat di Timur itu adalah tempat yang subur dan sangat baik untuk bercocok tanam. Dan tempat itu diberi nama Kesetan atau Sepihan yang artinya Pecahan dari Desa Peduwungan, kemudian lama kelamaan seiring dengan perjalanan waktu dan karena proses perubahan kata, maka kata Kesetan berubah menjadi Sesetan.

Kemudian di Desa Sesetan ini mereka mulai mendirikan tempat suci (Pura Kahyangan Tiga), dan hidup dengan berkelompok dibawah suatu wadah yang disebut Banjar, yang namanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Banjar tersebut, seperti :
Banjar Gaduh karena yang bermukim disini adalah mayoritas keluarga dari Pasek Gaduh.
Banjar Lantang Bejuh yang artinya panjang membujur, karena geografi dari Banjar ini panjang membujur.
Banjar Pegok yang artinya dalam, karena pada mulanya mereka yang bermukim disini tinggal agak di dalam (jauh dari tempat keramaian).
Banjar Suwung Batan Kendal, karena dulu disana ada pohon Kendal (sejenis kepah).
Banjar Kaja yang artinya Utara, karena Banjar ini terletak di wilayah paling Utara Desa Sesetan.
Banjar Tengah yang artinya di tengah-tengah, karenya letak Banjar ini di tengah-tengah Desa Sesetan.

Dan untuk sekarang di Kelurahan Sesetan ada tiga belas lingkungan difinitip, yakni :

1. Lingkungan Kampung Bugis.

2. Lingkungan Banjar Suwung Batan Kendal.

3. Lingkungan Banjar Karya Dharma.

4. Lingkungan Banjar Pegok.

5. Lingkungan Banjar Taman Sari.

6. Lingkungan Banjar Taman Suci.

7. Lingkungan Banjar Lantang Bejuh.

8. Lingkungan Banjar Dukuh Sari.

9. Lingkungan Banjar Gaduh.

10. Lingkungan Alas Arum.

11. Lingkungan Banjar Tengah.

12. Lingkungan Banjar Pembungan.

13. Lingkungan Banjar Kaja.

(Dari : Profil Desa Sesetan berbagai sumber)